Tata Kelola TI : Pengukuran Performa dan Management Sumber Daya



1.      IT Governance

IT Governance merupakan konsep yang berkembang dari sektor swasta, namun dengan berkembangnya penggunaan Teknologi Informasi (TI) oleh sektor publik organisasi-organisasi pemerintahan- maka IT Governance juga harus diterapkan di sektor yang banyak menuntut perbaikan pelayanan bagi masyarakat ini. Peranan IT governance tidaklah diragukan lagi dalam pencapaian tujuan suatu organisasi yang mengadopsi TI. Seperti fungsi-fungsi manajemen lainnya pada organisasi publik, maka IT Governance yang pada intinya adalah bagaimana memanaje penggunaan TI agar menghasilkan output yang maksimal dalam organisasi, membantu proses pengambilan keputusan dan membantu proses pemecahan masalah – juga harus dilakukan.

2.      Tujuan IT Governance

Tata kelola TI merupakan tanggungjawab pihak manajemen didalam suatu organisasi, sehingga bagaimana TI bisa menjadi lebih efisien dan efektif dalam mendukung proses bisnis yang dijalankan tersebut. Sehingga tujuan tata kelola TI adalah mengontrol penggunaannya dalam memastikan bahwa kinerja TI memenuhi dan sesuai dengan tujuan, sebagai berikut  :
-        Menyelaraskan teknologi informasi dengan strategi perusahaan serta realisasi dari keuntungan-keuntungan yang telah dijanjikan dari penerapan TI.
-        Penggunaan teknologi informasi memungkinkan perusahaan mengambil peluang-peluang yang ada, serta memaksimalkan pemanfaatan TI dalam memaksimalkan keuntungan dari penerapan TI tersebut.
-        Bertanggungjawab terhadap penggunaan sumber daya TI.
-        Manajemen resiko-resiko yang ada terkait teknologi informasi secara tepat.

3.      Area Fokus IT Governance

Adapun yang menjadi area fokus dalam proses pengelolaan tata kelola teknologi informasi, dibedakan menjadi lima area utama :
·        Strategic Alignment
·        Value Delivery
·        Resources Management
·        Risk Management
·        Performance Measurement

Kali ini saya akan menjelaskan Resources Management dan Performance Measurement.
a.      Resources Management
Berfokus pada bagaimana sumber daya dan infrastruktur dapat mencukupi dalam penggunaannya yang optimal, berkaitan pada investasi yang optimal dari penggunaan TI yang ada. Melakukan manajemen yang sesuai, adapun sumber daya teknologi informasi yang kritis, meliputi : aplikasi, informasi, infrastruktur dan sumber daya manusia. Dan hal-hal yang penting berkaitan dengan optimalisasi pengetahuan dan infrastruktur yang ada.
Dalam studi organisasi , resources management adalah pengembangan sumber daya organisasi yang efisien dan efektif ketika dibutuhkan. Sumber daya tersebut dapat termasuk sumber daya keuangan, inventaris, keterampilan manusia, sumber daya produksi, atau teknologi informasi (TI).
Dalam bidang manajemen objek , proses, teknik, dan filosofi tentang pendekatan terbaik untuk mengalokasikan sumber daya telah dikembangkan. Ini termasuk diskusi tentang alokasi sumber fungsional. lintas fungsional serta proses yang didukung oleh organisasi seperti Project Management Institute (PMI) melalui metodologi Manajemen Proyek Tubuh Pengetahuan (PMBOK) mereka dari manajemen proyek. Manajemen sumber daya adalah elemen kunci untuk estimasi sumber daya aktivitas dan manajemen sumber daya manusia proyek. Keduanya merupakan komponen penting dari rencana manajemen proyek yang komprehensif untuk melaksanakan dan memantau proyek dengan sukses. Seperti halnya dengan disiplin yang lebih besar dari manajemen proyek , ada perangkat lunak manajemen sumber daya yang tersedia yang mengotomatisasi dan membantu proses alokasi sumber daya untuk proyek dan transparansi sumber daya portofolio termasuk pasokan dan permintaan sumber daya. Tujuan dari alat-alat ini biasanya adalah untuk memastikan bahwa ada karyawan dalam organisasi kami dengan seperangkat keterampilan khusus yang diperlukan dan profil yang diinginkan yang diperlukan untuk proyek, memutuskan jumlah dan keahlian karyawan baru yang akan disewa, dan mengalokasikan tenaga kerja ke berbagai proyek. Dalam layanan profesional dan organisasi konsultan, keefektifan alat dan proses ini biasanya dipantau dengan mengukur tingkat penggunaan yang dapat ditagih.
Kaitan Resources management dengan IT Governance
Pengelolaan sumber daya adalah tentang membangun dan menyebarkan kemampuan IT untuk kebutuhan bisnis. Hal ini terutama terkait dengan sumber daya manusia, termasuk pengetahuan, keterampilan dan infrastruktur. Masalah ini berkaitan cara untuk mengelolanya, dengan mempertimbangkan model inhouse dan outsourcing, dengan menggunakan kriteria evaluasi yang berasal dari tujuan strategis perusahaan dan faktor penentu keberhasilan (CSF). Dengan cara ini, memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan internal maupun eksternal. Pengelolaan sumber daya menjamin bahwa infrastruktur TI yang ekonomis tersedia, memperkenalkan teknologi baru yang dibutuhkan oleh bisnis, dan sistem yang usang dapat diperbarui atau diganti. Pengelolaan sumber daya berkaitan dengan isu-isu seperti outsourcing pengembangan, pemasok yang handal, pelatihan dan kompetensi, pengembangan keterampilan dan retensi.
b.  Performance Measurement
berfokus pada bagaimana mengukur serta mengawasi kinerja dari teknologi informasi dan menyesuaikan penggunaan dari TI sesuai dengan kebutuhan bisnis organisasi. Performance measurement,  tanpa menetapkan dan memantau ukuran kinerja, tidak mungkin bahwa fokus area akan mencapai hasil yang diinginkan. Tahap pengukuran kinerja meliputi audit dan kegiatan penilaian, serta pengukuran kinerja yang berkesinambungan, dan menyediakan link back ke fase keselarasan atau penghubung bagi fase penyelarasan dengan memberikan bukti bahwa arahan yang ditetapkan telah diikuti. Hal ini juga menciptakan kesempatan untuk mengambil tindakan korektif tepat waktu, jika diperlukan.  
Untuk memeriksa dan mengevaluasi implementasi tata kelola STI dapat dilakukan audit sistem informasi. Dalam hal ini auditor memegang peran penting dalam hal penilaian dan pengukuran terhadap dewan direksi dan manajemen eksekutif. Proses pemeriksaan dilakukan pada 5 fokus area, setiap area akan diukur dengan metode tersendiri (misalnya kinerja tata kelola STI diukur dengan metode balanced scorecard) dan auditor akan bekerjasama dengan pihak lain, misalnya manajer risiko (Jogiyanto dan Abdillah, 2011, h. 298).
Balanced scorecard adalah metode yang dikembangkan Kaplan dan Norton untuk mengukur setiap aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka merealisasikan tujuan perusahaan tersebut. Balanced scorecard semula merupakan aktivitas tersendiri yang terkait dengan penentuan sasaran, tetapi kemudian diintegrasikan dengan sistem manajemen strategis. Balanced scorecard bahkan dikembangkan lebih lanjut sebagai sarana untuk berkomunkasi dari berbagai unit dalam suatu organisasi. Balanced scorecard juga dikembangkan sebagai alat bagi organisasi untuk berfokus pada strategi.
Stakeholder dalam tata kelola STI terdapat beberapa pemangku kepentingan (stakeholder). Setidaknya ada 5 stakeholder dalam tata kelola STI yaitu :
1.      Bagi Board and executive, tata kelola STI memungkinkan menetapkan arahan untuk TI, memonitor hasil dan meminta perbaikan-perbaikan. 
2.      Bagi Business management, menjamin sasaran bisnis dinyatakan dengan jelas sehingga dapat ditranslasikan menjadi tujuan bisnis bagi TI serta memastikan nilai tersampaikan (didapat) dan resiko dapat dikelola. 
3.      Bagi IT Management, dapat mendefinisikan tujuan TI serta menjamin layanan TI diberikan dan diperbaiki sesuai yang diperlukan oleh bisnis dan diarahkan oleh direksi (board).
4.      Bagi IT audit, tata kelola STI dapat menyelaraskan proses audit dengan tujuan/sasaran bisnis. Selain itu juga memberikan jaminan independen agar TI memberikan sesuatu yang seharusnya diberikan. 
5.      Bagi Risk and compliance, membantu mengukur apakah kebijakan telah dipatuhi, dan resiko-resiko baru dapat diantisipasi(Surendro, 2009).

Kaitan Performance Measurement dengan IT Governance

IT Governance mengenalkan dua elemen tata kelola teknologi informasi yang saling terkait yaitu manajemen resiko dan manajemen kinerja serta menghubungkannya sebagai satu kesatuan. Secara mendasar, tata kelola teknologi informasi memusatkan perhatian pada dua hal yaitu : 
-        Teknologi informasi membawa nilai pada bisnis
-        Teknologi informasi menghasilkan resiko.
Hal pertama dipicu oleh penyelarasan strategis teknologi informasi dengan bisnis, sedangkan yang kedua dipicu oleh akuntabilitas perusahaan. Keduanya memerlukan pengukuran, misalnya menggunakan balance scorecard.
Keseluruhannya akan mengarah pada empat fokus utama tata kelola teknologi informasi yang dikendalikan oleh nilai stakeholder. Dua diantaranya adalah dampaknya yaitu pada penyampaian nilai (value delivery)dan mitigasi resiko (risk mitigation). Keduanya memicu penyelarasan strategis dan manajemen kinerja yang baik. Hubungan ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Comments